METODE EKLEKTIK ( الطريقة المختارة )

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin segala puja serta puji syukur kita kehadirat ALLAH SWT yang telah menjadikan ilmu pengetahuan sebagai imam segala amal, dan Dia juga telah menjadikan ilmu pengetahuan sebagai kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan buat baginda alam nabi besar Muhammad SAW yang telah menganjurkan umatnya untuk senantiasa menuntut ilmu walau ke negeri Cina, dan yang telah mewajibkan umatnya untuk menutut ilmu sepanjang hayat, sehingga kita bisa menjadi umat yang paling bermartabat.
Terima kasih pula kami ucapkan kepada bapak dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah bahasa arab yang sederhana ini.

Kami sadari bahwa kami hanyalah manusia biasa yang tak pernah luput dari salah dan lupa, maka atas itulah apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangn dan kesalahannya, maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para penyusun secara pribadi, dan para pembaca secara umum.

Mataram, 29 Mei 2012

( Penulis )

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….. I
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………. II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………… III
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………….. IV
C. TUJUAN ………………………………………………………………………………. ….. IV
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Elektik ……………………………………………………….. … 1
B. Asumsi Yang Mendasari Munculnya Metode Elektik …………………… 2
C. Bentuk-Bentuk Penggabungan Dalam Metode Elektik …………………. … 2
D. Ciri-Ciri Pengajaran Bahasa Arab Dengan Menggunakan Metode Elektik 4
E. Sistem Pengajaran Bahasa Arab ……………………………………………….. … 4
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan …………………………………………………………………………….. 8
B Daftar Pustaka ………………………………………………………………………… 9

BAB I
PEENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Keberhasilan suatu proses belajar mengajar tidak akan lepas dari metode yang akan dipakai karena metode pengajaran merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam proses pembelajaran. Peran suatu metode sangatlah besar dalam suatu pembelajaran dan bersangkutan juga dengan siswa yang menjadi objek pembelajaran. Tepat tidaknya guru dalam memilih metode pembelajaran adalah salah satu faktor keberhasilan seorang guru.
Banyak sekali metode-metode dalam pengajaran bahasa yang sesungguhnya memiliki perbedaan-perbedaan antara satu dengan lainnya yang mungkin diakibatkan oleh teori-teori bahasa yang berbeda, jenis-jenis deskripsi bahasa yang beragam dan ide-ide yang beraneka ragam tentang belajar bahasa termasuk bahasa Arab.
Setiap metode memiliki segi-segi kekuatan dan kelemahan. Sebuah metode lahir karena ketidak puasan terhadap metode lain sebelumnya, tapi pada waktu yang sama metode baru itu terjebak dalam kelemahan yang dahulu menjadi penyebab lahirnya metode yang dikritiknya itu. Metode-metode datang silih berganti dengan kekuatan dan kelemahan yang datang silih berganti pula.
Pengajaran bahasa asing selalu menghadapi kondisi objektif yang berbeda-beda antara satu negeri dengan yang lain, antara satu lembaga dengan lembaga yang lain, antara satu kurun waktu dan kurun waktu yang lain. Kondisi objektif itu meliputi tujuan pengajaran, keadaan guru, keadaan siswa, sarana prasarana dan lain sebagainya. Dan berdasarkan kenyataan di atas muncullah metode Eklektik yang mengandung arti pemilihan dan penggabungan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah yang dimaksud dengan metode eklektik ?
b. Bagaimanakah latar belakang munculnya metode eklektik ?
c. Bagaimanakah bentuk pengajaran yang menggunakan metode eklektik ?

C. TUJUAN
a. Mengetahui pengertian metode elektik
b. Mengetahui asuumsi yang mendasari munculnya metode elektik
c. Mengetahui bentuk-bentuk penggabungan dalam metode elektik
d. Mengetahi kelemahan dan kelebihan metode elektik

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Elektik
Metode eklektik adalah metode pilihan dan gabungan dari dua metode atau lebih.
Eklektik adalah istilah yang kadang-kadang digunakan bagi praktek pemakaian ciri-ciri beberapa metode yang berbeda dalam pengajaran bahasa. Metode eklektik, mengandung arti pemilihan dan penggabungan. Di dalam bahasa Arab, metode ini disebut dengan beberapa nama, antara lain, Thariqah al-Intiqo’iyyah ( الطريقة اللإنتقائية ), Mukhtarah ( الطريقة المختارة ), Taufiqiyyah ( الطريقة التوفيقية ), Mazdujah( الطريقة المزدوجة). Perlu ditegaskan bahwa penggabungan metode-metode ini hanya bisa dilakukan antar metode yang sehaluan. Dua metode yang asumsinya atau tujuannya bertolak belakang tentu tidak tepat untuk digabungkan.
Metode eklektik berkaitan erat dengan subjektifitas pengajar. Sang pengajar seringkali dihadapkan dengan keharusan hanya memilih prosedur yang paling esensial untuk dipakai di dalam kelas dengan cara yang paling efisien. melukiskan secara tepat kaitan erat antara eklektisisme dengan subjektifisme sebagai yang tidak “memberi sesuatu bimbingan mengenai dasar apa dan dengan prinsip-prinsip apa”, semua aspek metode-metode yang berbeda itu dapat diseleksi dan dikombinasikan, dapat dipilih dan digabung.
Al-‘araby (1981) menjelaskan, metode eklektik ini bisa menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan guru secara memadai terhadap berbagai macam metode, sehingga dapat mengambil secara tepat segi-segi kekuatan dari setiap metode dan menyesuaikannya dengan kebutuhan program pengajaran yang ditanganinya, kemudian menerapkannya secara proporsional.
Sebaliknya metode eklektik bisa menjadi metode “seadanya” atau metode “semau guru” apabila pemilihannya hanya berdasarkan “selera guru” ataudasar “mana yang paling enak dan paling mudah” bagi guru.
Akan tetapi, dari arti etimologi “eklektik” dan beberapa uraian di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa metode eklektik itu adalah metode pilihan dan gabungan dari dua metode atau lebih. Di dalam bahasa Arab metode ini disebut dengan beberapa nama, antara lain:
الطريقة الإنتقائية، الطريقة المختارة، الطريقة التوفيقية، الطريقة المزدوجة
B. Asumsi Yang Mendasari Munculnya Metode Elektik
a. Tidak ada metode yang ideal karena masing-masing metode memiliki segi kelemahan dan segi kelebihan.
b. Setiap metode memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan untuk mengefektifkan pengajaran.
c. Lahirnya metode baru harus dilihat tidak sebagai penolakan kepada metode lama, melainkan sebagai penyempurnaan;
d. Tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, semua guru, semua siswa, dan semua pengajaran;
e. Yang terpenting dalam pengajaran adalah memenuhi kebutuhan pelajar, bukan memenuhi kebutuhan suatu metode;
f. Setiap guru memiliki kewenangan dan kebebasan untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan pelajar.
C. Bentuk-Bentuk Penggabungan Dalam Metode Elektik
Ada beberapa bentuk penggabungan dalam metode eklektik, diantaranya ialah:
1) Sadtono (1978) menyarankan agar porsi manipulatif dan komunikatif dalam pengajaran diatur secara gradual.
2) Beberapa ahli pengajaran bahasa di Amerika dan Eropa menyarankan beberapa model yang menjembatani latihan-latihan manipulatif dengan latihan-latihan komunikatif.
• Paulston (1971) mengenalkan 3 corak drill:
manipulatif > bermakna > komunikatif
• Rivers (1973) menggunakan istilah lain:
manipulatif > semi-komunikatif > komunikatif

3) Penyingkiran jarak waktu antara latihan manipulatif dan latihan komunikatif. Dalam metode audiolingual murni, latihan-latihan manipulatif-mekanistis bisa berjalan lebih dari 16 minggu (4 bulan), baru setelah itu diberikan latihan komunikatif. Dalam metode eklektik, jarak itu bisa dipersingkat.
4) Modifikasi dan pengembangan bahan ajar, sebagai misal untuk materi tata bahasa dari deduktif menjadi induktif, dari pengetahuan menjadi penerapan. Untuk meteri percakapan, dari materi berbentuk dialog untuk dihafalkan, dikembangkan atau ditambah dengan materi latihan yang kongkrit dan konseptual. Materi bacaan yang dalam audiolingual ditekankan pada pelafalan dan penguasaan pola-pola kalimatnya, dikembangkan dengan latihan-latihan analisis model metode membaca dan seterusnya.
5) Bentuk penggabungan yang lain bisa berupa penambahan porsi latihan membaca dan menulis, yang dalam pendekatan komunikatif kurang diperhatikan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia lebih memerlukan kemampuan membaca dari pada kemampuan berbicara.
Mengajar bahasa sebetulnya merupakan suatu seni tersendiri. Kepada guru. dituntut kemampuan memilih dan menggunakan metode. Selain itu, sebelum ia memilih dan menggunakan metode itu, kepada mereka dituntut beberapa persyaratan sebagai guru bahasa yang baik. Persyaratan itu adalah sebagai guru bahasa yang baik.
Persyaratan itu adalah sebagai berikut:
1) Memiliki kemampuan berbahasa yang baik, karena dia akan dijadikan model (contoh) oleh murid. Bila guru sendiri tidak mampu memperlihatkan tingkah laku yang nampak dalam berbahasa arab, sukar diharapkan dia mendapat sambutan yang wajar sewaktu menyampaikan pengajaran kemampuan berbahasa.
2) Memiliki keterampilan sebagai instruktur yang dapat melatih anak didik dalam keempat bidang keterampilan berbahasa. Keterampilan sebagai instruktur dan fasilitator ini sangat erat kaitannya dengan penguasaan metode mengajar.
3) Mampu bertindak sebagai guru penerang pola-pola bahasa dan konsep terbaru mengenai ilmu bahasa, khususnya bahasa Arab. Dalam hal ini kepadanya dituntut selalu mengikuti perkembangan bahasa Arab dan perkembangan ilmu bahasa dan pengajarannya.
4) Memiliki rasa tanggung jawab terhadap pembinaan bahasa Arab.

D. Ciri-Ciri Pengajaran Bahasa Arab Dengan Menggunakan Metode Elektik
Adapun ciri-ciri dari pengajaran bahasa dengan menggunakan metode eklektik adalah:
1. Kemahiran berbahasa diajarkan dengan urutan bercakap, menulis, memahami dan membaca.
2. Kegiatan belajar di kelas berupa latihan (oral practice), membaca keras (reading aloud) dan Tanya jawab.
3. Dalam metode ini juga terdapat latihan menterjemahkan pelajaran gramatika secara dedukatif.
4. Digunakan alat-alat atau audio visual.
Sebagai suatu metode yang mengkombinasikan berbagai metode pengajaran, tentunya diharapkan agar kelemahan dari masing-masing metode secara terpisah dapat terhindari dan sebaliknya guru dapat memaksimalkan keuntungan masing-masing metode tersebut, tentunya berdasarkan asumsi guru yang bersangkutan serta mempunyai pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan secara baik.
Lebih jelasnya, berikut kelebihan pengajaran bahasa dengan menggunakan metode eklektik, yaitu:
1. Guru dapat membuat pengajaran lebih bervariasi dan lebih menarik
2. Masalah perbedaan individu, materi lingkungan belajar yang kurang menarik dapat dipecahkan.
3. Guru dapat lebih percaya diri dan meyakinkan dalam mengajarkan keterampilan berbahasa.
4. Dapat digalakkan keaktifan siswa belajar dengan sistem CBSA.
5. Guru dapat menyampaikan materi pelajaran secara lebih cepat.
6. Guru dapat menghidupkan suasana belajar mengajar di kelas.
7. Siswa akan bersemangat dalam belajar/tidak cepat jenuh
8. Dapat lebih membuat siswa berkonsentrasi pada pelajaran.
E. Sistem Pengajaran Bahasa Arab
Ada beberapa sistem dalam mengajarkan unsur-unsur bahasa dan keterampilan-keterampilan berbahasa, yaitu sistem terpisah-pisah, sistem terpadu dan sistem gabungan.

1. Sistem Terpisah-pisah
Sistem ini dalam bahasa inggris disebut Separated system atau Nizham al-furu’ ( نظام الفروع ) dalam bahasa arab. Dalam sistem ini pelajaran bahasa dibagi menjadi beberapa mata pelajaran, misalnya mata pelajaran Nahwu, Sharaf, khat dan seterusnya. Setiap mata pelajaran memiliki kurikulum (silabus), jam pertemuan, buku, evaluasi dan nilai hasil belajar sendiri-sendiri.
Kelebihan sistem ini ialah bahwa guru dan perancang kurikulum mendapatkan kesempatan yang cukup untuk memberikan perhatian khusus kepada bidang kajian atau mata pelajaran tertentu yang menurut pandangannya sangat penting.
Kelemahan dari sistem ini adalah, sistem ini mencabik-cabik keutuhan bahasa, dan menghilangkan esensi dan watak alamiyahnya. Hal ini menjadikan pengetahuan dan pengalaman kebahasaan pelajar juga terpotong-potong, sehingga tidak mampu menggunakan secara baik dan benar dalam kehidupan nyata. Pada sisi lain sistem ini juga menyebabkan ketidakseimbangan antar berbagai unsur bahasa dan keterampilan berbahasa, baik pada proses pembelajaran maupun output atau hasilnya.
2. Sistem Terpadu
Sistem ini dalam bahasa inggris disebut Integrated system/All in one system atau dalam bahasa arab disebut Nazhariyat al wahdah ( نظريات الوحدة ). Dalam sistem ini bahasa dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh, saling berhubungan dan berkaitan.
Kelebihan sistem ini adalah, landasan toeritisnya yang kuat, baik teori psikologi, teori kebahasaan maupun teori kependidikan.
Dari sudut psikologi, sistem terpadu ini sesuai dengan tabiat atau cara kerja otak dalam memandang sesuatu, variasi bahan dan variasi teknik penyajian menghindarkan siswa dari kejenuhan. Focus pada satu topik atau satu situasi, tapi dengan peninjauan berulang-ulang dari berbagai segi, memperkuat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Dari segi teori kebahasaan, sistem ini sejalan dengan tabiat bahasa sebagai sebuah sistem, dan sesuai dengan realitas penggunaan bahasa yang memaduakan berbagai unsur dan keterampilan berbahasa secara utuh.
Dari sudut teori pendidikan (didaktik), sistem ini menjamin terwujudnya pertumbuhan kemampuan berbahasa secara seimbang, karena semua di tangani oleh situasi dan kondisi yang sama, tidak di pengaruhi oleh keberagaman semangat dan kemampuan pengajar.
Adapun kelemahan sistem ini adalah jika diterapkan pada tindak lanjut kurang dapat memenuhi keperluan mendalami unsur bahasa atau keterampilan berbahasa tertentu.
Dalam praktek pembelajaran terdapat variasi bahan utama yang dijadikan basis pembelajaran, yaitu:
a. Pembelajaran berbasis topik atau teks bacaan
Bahan pelajaran utama berupa bacaan mengenai topic tetentu.dari bahan utama ini dilakukan kegiatan:
1) Pemahaman kosa kata
2) Pemahaman dan analisis isi teks
3) Penguasaan bunyi-bunyi bahasa melalui kegiatan membaca keras
4) Percakapan dengan topic yang relevan
5) Latihan menulis berdasarkan isi bacaan
6) Pemahaman teks bacaan
7) Penguasaan stuktur atau tatabahasa yang terdapat dalam teks
b. Pembelajaran berbasis situasi atau teks percakapan
Dari bahan utama ini di kembangkan menjadi berbagai kegiatan, antara lain:
1) Dramatisasi teks sampai dengan percakapan bebas
2) Latihan melafalkan dan membedakan bunyi-bunyi tertentu
3) Latihan menulis dan mengubah teks dialog menjadi narasi
4) Memahami teks bacaan yang paralel
5) Pembahasan struktur atau tata bahasa tertentu yang ada dalam teks
3. Sistem Gabungan
Sistem terpisah-pisah dalam pengajaran bahasa Arab digunakan di pondok pesantren dan madrasah sampai dengan tahun enam puluhan. Sedangkan sistem terpadu mulai diterapkan sejak pertengahan tahun tujuh puluhan di sekolah, madrasah dan sebagian pondok pesantren sampai saat ini.
Disamping itu ada lembaga yang menggabungkan kedua sistem tersebut dalam pola pengajaran bahasa arab. Sebagai contoh KMI Gontor menerapkan sistem terpadu dalam pengajaran bahasa Arab selama satu tahun. Di kelas 1 KMI itu hanya ada mata pelajaran bahasa Arab yang ditangani seorang guru dengan jumlah jam lebih dari 10 jam perminggu. Kemudian pada kelas 2 dan seterusnya diterapkan sistem terpisah-pisah dengan memecah-mecah pelajaran bahasa Arab menjadi beberapa mata pelajaran.


BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Metode eklektik adalah metode pilihan dan gabungan dari dua metode atau lebih. Asumsi yang mendasari munculnya metode eklektik ini adalah bahwa: Tidak ada metode yang ideal karena masing-masing mempunyai segi-segi kekuatan dan kelemahan; Setiap metode mempunyai kekuatan yang bisa dimanfaatkan untuk mengefektifkan pengajaran; Lahirnya metode baru harus dilihat tidak sebagai penolakan kepada metode lama, melainkan sebagai penyempurnaan; Tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, semua guru, semua siswa, dan semua pengajaran; Yang terpenting dalam pengajaran adalah memenuhi kebutuhan pelajar, bukan memenuhi kebutuhan suatu metode; Setiap guru memiliki kewenangan dan kebebasan untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan pelajar.Bentuk-bentuk penggabungan dalam metode eklektik adalah dengan: Porsi manipulatif dan komunikatif dalam pengajaran diatur secara gradual; Menjembatani latihan-latihan manipulatif dengan latihan-latihan komunikatif;
Penyingkiran jarak waktu antara latihan manipulatif dan latihan komunikatif; Modifikasi dan pengembangan bahan ajar; dan Bentuk penggabungan yang lain bisa berupa penambahan porsi latihan membaca dan menulis.

Leave a comment